Dansekarang, giliran permainannya TTS Pintar Sarana / alat pembangkit tenaga. Bahasa permainan adalah bahasa Indonesia dan ada dalam banyak bahasa lainnya. Ini tidak begitu penting bagi kami, topik ini hanya dengan bahasa kami. Kunci Jawaban TTS Pintar Sarana / alat pembangkit tenaga: Reaktor; Hanya itu yang harus kami tunjukkan.
SaranaAlat Pembangkit Tenaga Tts. Sedangkan perencanaan operasi itu sendiri adalah perencanaan bagaimana suatu sistem akan dioperasikan untuk jangka waktu tertentu. Indonesia sendiri memiliki potensi berupa tenaga matahari sebagai sumber tenaga listrik. MAKALAH STANDAR PENGELOLAAN LABORATORIUM DI SEKOLAH DARI from
Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS alat atau sarana untuk menyampaikan tujuan. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
JawabanTTS dari 'sarana atau alat pembangkit tenaga atom atau nuklir' : Pertanyaan Jawaban; Sarana atau alat pembangkit tenaga atom atau nuklir: TTSpedia memuat lebih dari 61.688 data pertanyaan dan jawaban TTS. Proses pencarian yang sangat cepat. Dapat dipergunakan secara GRATIS.
MxyMv. Hai teman, Seperti yang Anda ketahui, kami mencoba memberikan jawaban yang paling relevan di internet. Dan sekarang, giliran permainannya TTS Indonesia Sarana atau alat pembangkit tenaga atom atau nuklir . Bahasa permainan adalah bahasa Indonesia dan ada dalam banyak bahasa lainnya. Ini tidak begitu penting bagi kami, topik ini hanya dengan bahasa kami. Kunci Jawaban TTS Indonesia Sarana atau alat pembangkit tenaga atom atau nuklir Reaktor Hanya itu yang harus kami tunjukkan. Silakan pertimbangkan mengunjungi kami untuk tingkat tambahan. Untuk mendapatkan semua jawaban dari permainan, Anda hanya perlu melihatnya Jawaban TTS Indonesia dan untuk mengunjungi level berikutnya, lihat topik ini TTS Indonesia Menyunting naskah . Sampai jumpa Navigasi pos
Semarang memiliki potensi untuk diimplementasikan sistem pembangkit listrik tenaga surya, hal ini dikarenakan sinar matahari bersinar setiap hari. Komponen untuk membuat pembangkit listrik tenaga surya mandiri terdiri dari modul surya, sistem pemaksimal energi dan pengisi baterai, inverter dan peralatan listrik. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat adalah kemampuan untuk merangkai dan menguji sistem ini menjadi satu sehingga mampu menjadi pembangkit listrik tenaga surya mandiri sesuai dengan standar kelistrikan milik PT. PLN. Berdasarkan permasalahan ini, maka dilakukan pelatihan pembangkit tenaga surya mandiri yang diikuti oleh beberapa orang yang memiliki bekal ilmu kelistrikan sehingga mereka dapat mudah mengikuti pelatihan ini secara cepat. Pelatihan yang diberikan menggunakan modul surya sebesar 500WP sedangkan kapasitas pembangkit listrik mampu sampai dengan 1K, dari sistem ini diharapkan mampu untuk membuat sistem yang lebih besar. Berdasarkan hasil pelatihan satu hari, mereka mampu membuat dan mengimplementasikan pembangkit listrik tenaga surya mandiri dengan baik dan benar Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 253 Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Volume 5 No. 2 September 2021 253-259 e-ISSN 2549-8347 p-ISSN 2579-9126 Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mandiri Training on Appropriate Technology for Standalone Solar Power Generation 1*Leonardus Heru Pratomo, 2 Slamet Riyadi, 3Shandy Jenifer Matitaputty, 4Arifin Wibisono 1,2,3,4Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Duwur Semarang *email leonardus DOI Histori Artikel Diajukan 12/08/2021 Diterima 11/01/2022 Diterbitkan 15/03/2022 ABSTRAK Semarang memiliki potensi untuk diimplementasikan sistem pembangkit listrik tenaga surya, hal ini dikarenakan sinar matahari bersinar setiap hari. Komponen untuk membuat pembangkit listrik tenaga surya mandiri terdiri dari modul surya, sistem pemaksimal energi dan pengisi baterai, inverter dan peralatan listrik. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat adalah kemampuan untuk merangkai dan menguji sistem ini menjadi satu sehingga mampu menjadi pembangkit listrik tenaga surya mandiri sesuai dengan standar kelistrikan milik PT. PLN. Berdasarkan permasalahan ini, maka dilakukan pelatihan pembangkit tenaga surya mandiri yang diikuti oleh beberapa orang yang memiliki bekal ilmu kelistrikan sehingga mereka dapat mudah mengikuti pelatihan ini secara cepat. Pelatihan yang diberikan menggunakan modul surya sebesar 500WP sedangkan kapasitas pembangkit listrik mampu sampai dengan 1K, dari sistem ini diharapkan mampu untuk membuat sistem yang lebih besar. Berdasarkan hasil pelatihan satu hari, mereka mampu membuat dan mengimplementasikan pembangkit listrik tenaga surya mandiri dengan baik dan benar. Kata kunci Modul surya; Pembangkit Listrik; Inverter ABSTRACT Semarang is the potential place to implement a solar power generation system, because of the sun shines every day. The components to create a stand alone solar power plant consist of solar modules, energy maximizing systems and battery chargers, inverter and electrical equipment. The problem faced by the community is the ability to assemble and test this system into one so that it can become an independent solar power plant in accordance with the State Electricity Company in Indonesia PT. PLN. Based on this problem, an independent solar power plant training was carried out which was attended by several people who had the knowledge of electricity so that they could easily participate in this training quickly. The training provided uses a solar module of 500WP while the power generation capacity is capable of up to 1K, from this system it is expected to be able to make a larger system. Based on the results of one day's training, they were able to properly and correctly build and implement an independent solar power plant. Keywords Solar module; Power Plant; Inverter PENDAHULUAN Kebutuhan akan energi listrik menjadi kebutuhan primer. Hal ini menyebabkan pemerintah terus mengembangkan dan menambah kapasitas pembangkit energi listrik DESDM, 2003, Widianto. A, 2007, Rivaldi. A, 2008 dan Respati. 2008. Kebutuhan listrik sangat berarti bagi industri Leonardus Heru Pratomo, Slamet Riyadi, Shandy Jenifer Matitaputty, Arifin Wibisono Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mandiri 254 JPPM Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat - Vol. 5 2 2021 - 253-259 perumahan dan masyarakat kecil, hal ini seiring dengan berkembangnya industri perumahan UMKM dan dibukanya perumahan yang baru. Lebih parahnya lagi banyak tempat terpencil yang belum teraliri listrik dan mungkin juga tidak bisa teraliri dengan baik. Maka energi listrik dirasa menjadi sangat penting sebagai sarana sumber energi yang paling penting untuk menunjang kehidupan dan taraf hidup seseorang. Pembangkit energi listrik berbahan bakar fosil memberi dampak yang kurang baik terhadap lingkungan antara lain polusi udara, suara, meningkatnya efek suhu bumi, tingkat karbon di udara menjadi tinggi dan efek rumah kaca. Kenyataan yang terjadi sekarang ini banyak dikembangkan energi ramah lingkungan berbasis energi baru dan terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga matahari. Modul surya adalah alat yang menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan energi sinar matahari secara langsung Retnanestri. M, dan Outhred. H, Healy. S, 2004. Energi tipe ini tersedia dalam jumlah yang besar, ramah lingkungan, didapatkan dengan cuma-cuma dan dapat diperbaharui secara terus menerus. Panel surya memiliki karakteristik kurva daya yang unik, sehingga untuk mendapatkan daya dibutuhkan perangkat lain yang dinamakan charger controller ber algoritma MPPT, sehingga daya yang dikonversikan menjadi maksimal dan mampu disimpan dalam baterai Retnanestri. M, dan Outhred. H, Healy. S, 2004 dan Nyoman, 2010. Dengan adanya alat ini maka kebutuhan akan energi listrik akan bisa diproduksi sendiri dengan konsep dimana ada beban disitu aka nada pembangkit listrik yang dinamakan sistem pembangkit terdistribusi Deshmukh, R, 2014. Sistem kelistrikan yang ada di Indonesia berbentuk tegangan AC, sehingga untuk merubah besaran tegangan DC ke tegangan AC dibutuhkan inverter International Renewable Energy Agency IRENA, 2015, Rolland S, 2011, Lysen, 2013, Palit. D, 2011, Siegel. dan Rahman. A, 2011, dengan demikian dapat dipastikan seluruh peralatan dapat dioperasikan dengan perangkat ini. Kenyataannya sekarang ini peralatan pembangkit listrik tenaga surya banyak dijual dipasaran secara umum sedangkan banyak masyarakat umum yang belum mampu dan mengerti bagaimana cara membuat dan menyusun sistem ini. Sebenarnya sistem ini memiliki nilai ekonomi untuk dapat diproduksi, dimanfaatkan dan diperbanyak serta digunakan oleh khalayak umum. Peningkatan profit yang ditimbulkan akibat penghematan biaya listrik dapat dikelola kembali secara kelompok untuk pengembangan usaha. Pengelolaan sumber daya listrik gratis ini tentunya dengan tetap memperhitungkan biaya perawatan/ pemeliharaan panel surya. Disisi lain penggunaan listrik tipe ini dapat menunjang untuk kegiatan pembelajaran daring dapat membebaskan warga, khususnya yang memiliki anak usia sekolah, dari persoalan pemadaman listrik maupun biaya listrik rumah tangga. Masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat secara umum adalah pengetahuan dan kemampuan untuk membuat dan menguji sistem pembangki listrik tenaga surya mandiri dengan baik dan benar, sehingga mampu diimplementasikan di tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh PT. PLN ataupun dapat dioperasikan jika kelistrikan PT. PLN mengalami pemadaman. Disadari bahwa sistem yang akan diajarkan dan dilatihkan ini memiliki syarat tertentu yaitu mereka harus memiliki kemampuan praktis terhadap sistem kelistrikan. Dari uraian tersebut maka solusi yang ditawarkan adalah membuat pelatihan buat masyarakat umum yang memiliki kemampuan terkait kelistrikan. Pembelajaran dan pelatihan dilakukan di laboratorium teknik elektro Universitas Katolik Soegijapranata Semarang selama satu hari dengan semua modul dan peralatan disediakan untuk mengerti dan memahami sistem pembengkit listrik tenaga surya ini. Target luaran dari pengajaran dan pelatihan ini adalah mereka mampu membuat, merangkai, mengimplementasikan dan menganalisis pembangkit listrik tenaga surya mandiri berdasarkan kebutuhan di lokasi yang nantinya pembangkit ini akan diimplementasikan secara nyata. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dibuatlah suatu langkah-langkah untuk Leonardus Heru Pratomo, Slamet Riyadi, Shandy Jenifer Matitaputty, Arifin Wibisono Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mandiri 255 JPPM Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat - Vol. 5 2 2021 - 253-259 mencapai tujuan yang akan diuraikan dalam pelaksanaan metodologi pelatihan kemudian hasil dari pelaksanaan pelatihan tersebut akan disajikan dan dibahas dalam hasil dan pembahasan. Sebagai tahap akhir akan disimpulkan kegiatan pelatihan yang telah dilakukan selama satu hari. METODE Metode pelaksanaan program pelatihan kepada masyarakat terlebih duhulu diawali dengan penelitian pembangkit listrik tenaga surya mandiri di laboratorium teknik elektro unika soegijapranata selanjutnya dibuat suatu modul pelatihan teknologi tepat guna yang mampu dicerna oleh masyarakat umum. Secara lebih detail pelaksanaan pelatihan ini terlihat pada Gambar 1. Penelitian Awal Analisi Hasil Penelitian Pembuatan Modul PelatihanPelatihan Pembangkit Listrik Tenaga SuryaEvaluasi PelatihanGambar 1. Alur pelaksanaan pelatihan Berikut ini analisis kapasitas daya yang diteliti dengan asumsi waktu operasi WIB 6 Jam. Modul surya yang dipakai 2 x 500Wp dengan menggunakan charger controller dan inverter jenis KENIKA didapatkan daya sebesar 2250watt jam tanpa beban. Energi tersebut sebagian akan disimpan dalam baterai sebesar 12 V x 2 kurang lebih 100AH. Setelah penelitian awal dilakukan dilakukan publikasi ilmiah dengan judul analisis mode operasi Off-Grid photovoltaic solar power system terhadap beberapa variasi pembebanan leonardus dkk, 2021, analisis kualitas daya pada Off-Grid photovoltaic solar power system terhadap pembebanan linier Arifin dkk, 2021 dan analisis kualitas daya pada Off-Grid photovoltaic solar power system terhadap pembebanan non linier leonardus dkk, 2021. Setelah penelitian awal dan publikasi ilmiah dilakukan kemudian dilakukan penyusunan dan pembuatan modul pelatihan. Pelatihan ini terbuka untuk masyarakat umum dengan syarat telah memiliki bekal sistem kelistrikan sebagai syarat utamanya. Pelatihan pembangkit listrik tenaga surya ini dilakukan pada tanggal 24 Juli 2021. Metode pelatihan ini dibagi menjadi beberapa topik, pertama modul surya, pada bagian ini membahas karakteristik dan penempatan yang ideal, kedua charger controller sebagai sarana mendapatkan daya maksimal yang akan disimpan di dalam baterai, ketiga pemilihan dan pertimbangan penggunaan baterai, ke empat inverter sebagai sarana konversi energy dari besaran listrik DC ke AC, kelima sistem proteksi, sebagai sarana pengaman jaringan kelistrikan dan keenam instalasi sederhana sistem kelistrikan satu fasa. Sebagai tahap akhir dari proses pelatihan ini dilakukan suatu evaluasi sehingga pelatihan ini dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta dikemudian hari jika dilakukan kegiatan ini dapat berjalan lebih baik dan lancar. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan kajian awal telah didapatkan berdasarkan hasil penelitian yang telah dipublikasikan. Tahapan yang kedua dilakukan penyusunan modul-modul pelatihan dan persiapan peralatan yang akan dilatihkan beserta alat ukur elektronik. Berikut peralatan yang digunakan dalam pelatihan ini Modul surya 2 x 250WP Modul Kenika 1000 Watt Beban Lampu bohlam dan LED Baterai 2 x 12 Volt 100AH Sistem pengaman arus DC Sistem pengaman arus AC Kabel modul surya Kabel serabut 2 x Konektor MC04 Skun kabel Sedangkan instrument elektronik yang digunakan dalam pelatihan ini Leonardus Heru Pratomo, Slamet Riyadi, Shandy Jenifer Matitaputty, Arifin Wibisono Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mandiri 256 JPPM Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat - Vol. 5 2 2021 - 253-259 Osiloskop Multimeter Irradiance meter Power meter Tahap yang ketiga dilakukan sosialisasi pelatihan ke masyarakat yang nantinya bersedia mengikuti pelatihan pembangkit listrik tenaga surya mandiri yang telah dipersiapkan, seperti terlihat pada Gambar 2. Gambar 2. Sosialisasi pelatihan di masyarakat sekitar Tahap yang keempat dilakukan pelatihan berdasarkan mereka yang sudah mendaftarkan diri. Dari peserta yang ada ternyata banyak diminati oleh kaum muda masyarakat sekitar, disamping itu beberapa mahasiswa juga mendaftarkan diri dalam pelatihan yang diadakan, seperti terlihat pada Gambar 3. Pada tahapan ini dilakukan pengenalan sistem penyusun pembangkit listrik tenaga surya secara teori, seperti terlihat pada Gambar 4 yang dilakukan di ruang kelas laboratorium teknik elektro unika soegijapranata. Gambar 3. Peserta pelatihan PLTS MandiriModul Surya Charger Controller dan InverterKENNIKABateraiGambar 4. Komponen pembangkit listrik tenaga surya mandiri secara teori Tahap pelatihan ini dilakukan dengan mengenalkan peralatan secara nyata di lapangan, berikut ini adalah modul surya yang digunakan dalam pelatihan ini 2 x 250WP, seperti terlihat pada Gambar 5. Modul surya ini disusun secara serial yang masing-masing terminal dihubungkan dengan kabel modul surya yang terintegrasi dengan konektor MC04. Gambar 5. Modul surya 2 x 250WP Keluaran dari Modul surya kemudian dihubungkan dengan pengaman arus DC sebelum koneksikan ke terminal masukan sistem charger controller dan inverter, seperti pada Gambar 6. Terminal baterai pada perangkat ini juga dihubungkan ke baterai melalui sistem pengaman arus DC. Terminal keluaran tegangan AC dihubungkan ke beban lampu bohlam, LED serta perangkat elektronik lainnya melalui sistem pengaman arus DC. Sistem yang diuraikan tersebut Leonardus Heru Pratomo, Slamet Riyadi, Shandy Jenifer Matitaputty, Arifin Wibisono Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mandiri 257 JPPM Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat - Vol. 5 2 2021 - 253-259 adalah sistem pembangkit listrik tenaga surya mandiri. Jika diinginkan masih dimungkinkan dua mode lain lagi yang dimungkinkan dioperasikan, pertama sistem tanpa modul surya sistem ini seperti uninterruptible power supply yang hanya terhubung dengan baterai dan sistem kelistrikan PLN saja, kedua sistem hybrid sistem pembangkit listrik mandiri yang dihubungkan dengan sumber kelistrikan PLN. Prinsip ini dipakai jika pada kondisi tertentu baterai mampu terisi oleh kelistrikan PLN. Gambar 6. Modul kenika charger controller dan inverter Secara detail modul charger controller dan inverter yang dipakai dalam pelatihan ini terlihat seperti pada Gambar 7. Pada modul ini terdapat transformator sebagai sarana isolasi kelistrikan PLN dengan inverter sehingga arus dan tegangan yang dihasilkan oleh inverter ini akan jauh lebih baik yaitu sinusoidal murni berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan leonardus dkk, 2021 dan dipraktikan dalam pelatihan ini. Gambar 7. Isi modul kenika charger controller dan inverter Pada pelatihan ini difokuskan pada sistem pembakit listrik tenaga surya mandiri masukan modul surya, baterai inverter dan keluaran listrik bertegangan AC, sehingga dalam pelatihan ini, tampilan monitor dari modul kenika dipastikan akan seperti pada Gambar 8. Gambar 8. Tampilan monitor modul kenika Sistem yang sudah terangkai dengan baik, akan nampak seperti pada Gambar 9. Guna mengenal karakteristik lebih lanjut maka dilakukan pengenalan karakteristik beban Gambar 9. Rangkaian keseluruhan Dari hasil pelatihan ini ada beberapa pembahasan yang perlu diingat yaitu jika beban yang diinginkan berupa besaran tegangan DC lampu LED 12 Volt sebagai penerangan, maka tidak perlu menggunakan sistem inverter hal ini akan mengakibatkan sistem menjadi tidak efisien akan tetapi jika peralatan umum seperti yang ada di perumahan maka sistem ini layak digunakan. Tahap yang kelima yang dilakukan adalah evaluasi dari kegiatan yang dilakukan sehingga kegiatan ini dapat dilakukan secara terus menerus dan semakin lama semakin baik. Dari hasil evaluasi didapatkan tingkat kepuasan seperti terlihat pada Gambar 10. Leonardus Heru Pratomo, Slamet Riyadi, Shandy Jenifer Matitaputty, Arifin Wibisono Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mandiri 258 JPPM Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat - Vol. 5 2 2021 - 253-259 Gambar 9. Hasil evaluasi pelatihan SIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan ini dapat disimpulkan sebagai berikut pelatihan yang didasarkan pada penelitian sangat bermanfaat bagi masyarakat, modul yang disusun berdasarkan hasil ujicoba lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami, syarat peserta yang boleh ikut dalam pelatihan ini menjadikan mereka semua lebih cepat paham, pembangkit listrik tenaga surya mandiri yang dilatihkan dapat menjadikan peluang jenis usaha baru. Pelatihan pembangkit tenaga surya mandiri dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami oleh masyarakat umum. Guna meningkatkan kemampuan dibidang ini perlu dilakukan pendampingan lebih lanjut, sebelum peserta pelatihan menjadikan ketrampilan ini menjadi jenis usaha mandiri di bidang pembangkit listrik tenaga surya. UCAPAN TERIMA KASIH Kegiatan pelatihan dan publikasi ini didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional dengan Kontrak Pelaksanaan Program Pengabdian MasyarakatNomor089/SP2H/PPM/DPRM/2021 DAFTAR PUSTAKA Arifin W, Andika. W, dan Leonardus H. P, 2021. Analisis kualitas daya pada Off-Grid photovoltaic solar power system terhadap pembebanan linier. Seminar Ritektra. DESDM, 2003. Kebijakan Energi Nasional 2003-2020. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. DESDM, 2003. Kebijakan Energi Terbarukan Dan Konservasi Energi. Departemen Energi Sumber Daya Mineral. Deshmukh. R, 2014. Sustainable Development of Renewable Energy Mini-Grids for Energy Access A Framework forPolicy Design The University of California Berkeley, CA, USA International Renewable Energy Agency IRENA, 2015. Off-Grid Renewable Energy Systems Status and Methodological Issues Working Paper. IRENA Abu Dhabi, UAE. Leonardus H. P, Faisal. B, dan Arifin W, 2021. Analisis mode operasi Off-Grid photovoltaic solar power system terhadap beberapa variasi pembebanan. Seminar Ritektra. Leonardus H. P, Satrio. F, dan Arifin W, 2021. Analisis kualitas daya pada Off-Grid photovoltaic solar power system terhadap pembebanan non linier. Seminar Ritektra. Lysen. 2013. Pico Solar PV Systems for Remote Homes A New Generation of Small PV Systems for Lighting andCommunication; Photovoltaic Power Systems Programme IEA PVPS Task. International Energy Agency St. Ursen, Switzerland Sangat PuasPuasCukupKurang PuasTidak Puas Leonardus Heru Pratomo, Slamet Riyadi, Shandy Jenifer Matitaputty, Arifin Wibisono Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mandiri 259 JPPM Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat - Vol. 5 2 2021 - 253-259 Nyoman S. Kumara, 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Rumah Tangga Urban dan Ketersediaannya di Indonesia. Teknologi Elektro. Palit. D. Chaurey, 2011. A. Off-grid rural electrification experiences from South Asia Status and best practices. Energy Sustain Retnanestri. M, dan Outhred. H, Healy. S, 2004. Off-Grid Photovoltaic Applications in Indonesia A Framework for Analysis. The University of New South Wales, Sydney. Rolland. S, 2011. Rural Electrification with Renewable Energy Technologies, Quality Standards and Business Models. Alliance for Rural Electrification Brussells, Belgium. Siegel. dan Rahman. A, 2011. The Diffusion of Off-Grid Solar Photovoltaic Technology in Rural Bangladesh; Energy, Climate, and Innovation Program Report. Tufts University Medford, MA, USA Rezavidi. A, 2008. Peta-Jalan Pengembangan Teknologi Energi Surya Fotovoltaik. Diskusi Interaktif Peran Fotovoltaik dalam Sistem Kelistrikan Nasional. Respati. 2008. Peluang Bisnis Photovoltaic di Indonesia. Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia METI. Widianto. A, 2007. Kondisi Energi Primer Indonesia. Pertemuan Nasional FKPT Teknik Elektro Yogyakarta. ... Listrik menjadi sangat penting bagi masyarakat yaitu sebagai sumber energy dalam kehidupan sehari-hari. Polusi udara, polusi suara, meningkatnya efek suhu bumi, tingginya tingkat karbon di udara, dan akibat dari rumah kaca yang disebabkan karena pembangkit energi listrik menggunakan bahan bakar fosil sehingga akan memberi efek yang buruk terhadap lingkungan sekitar Pratomo et al., 2021. Selain itu dengan memperkenalkan teknologi tepat guna kepada masyarakat diharapkan pelatihan ini akan dapat membantu warga miskin yang lain untuk mendapatkan listrik yang murah dan ramah lingkungan. ...Abstrak Program pelatihan pembuatan daya listrik berbasis panel surya ini merupakan teknologi tepat guna yang perlu dikenalkan pada masyarakat, mengingat bahan dan peralatannya mudah diperoleh dipasaran. Adapun manfaat dari pelatihan ini untuk berbagai pihak, selain bagi warga miskin, namun juga bagi pihak masyarakat lain yaitu mendapatkan keterampilan dalam pembuatan daya listrik dari panel surya sehingga dapat menjaga penerangan rumah tangga menjadi murah. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pengabdian kepada nasyarakat ini adalah terlaksana dengan baik, dan sebuah penerangan lampu LED 25 Wat 12 Volt dengan suber daya dari panel surya dengan penyimpanan arus menggunakan accu/aki 60 AH yang setiap malam beroperasi dari jam sampai jam setiap hari, serta perawatan peralatan daya litrik berbasis panel surya ini diserahkan kepada masyarakat sasaran yang telah ikut pelatihan. Abstract This solar panel-based electrical power training program is an appropriate technology that needs to be introduced to the public, considering that the materials and equipment are easily available in the market. The benefits of this training are for various parties, apart from the poor, but also for other communities, namely gaining skills in making electricity from solar panels so that they can keep household lighting cheap. The results obtained from the implementation of this community service are carried out well, and a 25 Watt 12 Volt LED lamp with a power source from a solar panel with current storage using a 60 AH battery which operates every night from to every day , as well as the maintenance of solar panel-based electric power equipment is handed over to the target community who have participated in the training. I Nyoman Satya KumaraIndonesia terletak di daerah katulistiwa sehingga memiliki intensitas penyinaran matahari yang baik sepanjang tahun. Kondisi penyinaran ini potensial untuk digunakan dalam pembangkitan listrik tenaga surya PLTS. Pemanfaatan tenaga matahari untuk pembangkitan listrik sebenarnya sudah dilakukan sejak cukup lama namun aplikasinya masih terbatas pada sistem berdaya kecil atau yang lebih dikenal dengan solar home system SHS. SHS ini biasanya merupakan bantuan pemerintah yang diberikan secara subsidi dan masyarakat pedesaan menggunakannya sebagai sarana penerangan di malam hari untuk mengganti lampu minyak tanah. Dalam konteks ini terlihat bahwa pendekatan yang digunakan bersifat top-down sehingga selama ini perkembangan SHS sangat tergantung pada program pemerintah dan sejauh ini kontribusi energi listrik surya nasional masih sangat kecil. Masyarakat perkotaan merupakan komponen yang cukup besar dalam komposisi populasi Indonesia. Sebenarnya kelompok masyarakat ini hampir semuanya berada dalam jangkauan jaringan listrik PLN namun demikian mereka memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat pedesaan dalam pemanfaatan PLTS seperti daya beli, tingkat pendidikan, serta pemahaman tentang lingkungan dan penyelamatannya. Di samping itu, peranan energi listrik dalam kehidupan masyarakat urban sudah sangat melekat sehingga ketidaktersediaan energi tersebut akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan mereka seperti produktifitas dan kenyamanan. Beberapa ciri positif yang dimiliki masyarakat urban ini bisa dijadikan penggerak pemasyarakatan PLTS perkotaan yang bersifat swakarsa dan swakelola. Melalui pendekatan berbasis pemberdayaan masyarakat kota ini diharapkan akan menjadi komponen penting dalam upaya peningkatan kapasitas terpasang PLTS nasional untuk mencapai target sekitar 5% energi listrik terbarukan pada tahun 2025 seperti ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional. Salah satu prasyarat dalam perluasan pemanfaatan PLTS adalah ketersediaan peralatan dan komponen PLTS tersebut. Tulisan ini mencoba untuk meninjau ketersediaan sistem PLTS di Indonesia yang kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan rumah tangga di perkotaan. Ketersediaan yang dimaksud meliputi data tentang kapasitas dan vendor dari komponen PLTS. Informasi tentang ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan cepat untuk mengetahui perkembangan PLTS di Indonesia khususnya bagi masyarakat yang tertarik untuk memanfaatkan tenaga matahari sebagai sumber pembangkit listrikSouth Asia accounts for 42% of the global population without access to electricity. Such a situation continues to exist despite several initiatives and policies to support electrification efforts by the respective country governments. The challenges to enhance electricity access are manifold including technical, financial, institutional and governance barriers. This paper makes a modest attempt, based on extensive literature review, to highlight the rural electrification situation at the regional and country level in South Asia. The paper also does a comparative analysis to exploit cross learning potential and suggest specific boosters that could serve as input for policy evaluation, review and improvements to assist future electrification efforts in the region. We focussed on renewable energy based mini-grids and stand-alone systems and also covered conventional grid extension. The paper raised some pertinent issues and attempted to find solutions to these issues. The household connection needs to be improved considerably through a targeted approach and innovative micro-lending model. At the same time the electricity supply also needs to be enhanced, such as through distributed power projects utilizing locally available renewable resources, to ensure that connected households continue to receive electricity and that supply constraints do not inhibit extending electrification to new areas. Developing a regulatory mechanism to extend the tariff fixation for mini-grid projects and providing cross-subsidies to ensure long term sustainability of such projects are highlighted. Finally, economic linkages, access to credit and institutional arrangements also need to be organized appropriately, especially for off-grid RE to facilitate successful Bisnis Photovoltaic di Indonesia. R RespatiRespati. 2008. Peluang Bisnis Photovoltaic di Indonesia. Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia METI.Kondisi Energi Primer Indonesia. Pertemuan Nasional FKPT Teknik Elektro YogyakartaWidiantoWidianto. A, 2007. Kondisi Energi Primer Indonesia. Pertemuan Nasional FKPT Teknik Elektro Yogyakarta.
sarana alat pembangkit tenaga tts